Profil Billy Beatbox
Willem
Carolus Christopherson Tamnge juga dikenal sebagai “Billy Beatbox“.
Billy adalah seorang Beatboxer yang lahir di Jayapura, Papua, pada 28 April
1981. Billy mengenal musik hanya secara otodidak, tidak ada pendidikan
musik formal yang ditempuhnya . Pengetahuan bermusiknya hanya diperoleh dari
pengalaman bernyanyi di Grup, Paduan Suara dan Vokal Grup Acapella dalam
Gereja.
Sebelum
Beatbox
billy
dilahirkan dari keluarga yang memang mencintai musik Neneknya seorang pelatih
Paduan Suara, juga Ibunya dan semua adik-adiknya. Kalau Ayahnya, jago main
Gitar. Semua yang berhubungan dengan seni suara, mulai dari Paduan Suara,
Vocal Group, Acapella, sampai bernyanyi solo, duet, trio kwartet sudah pernah
dia coba. Suara nya tidak terlalu bagus, pas-pasanlah Tinggi tidak, rendah juga
tidak, tapi itu menurut dia oh iya, suaranya tergolong jenis suara ’Bariton’.
Di
Jakarta
Tahun
2002, billy datang ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan perkuliahannya di
UKI, jurusan Arsitektur. Sambil kuliah dia mengikuti Paduan Suara Pemuda Gereja
’NAFIRI CHOIR’dan masih tetap aktif bernyanyi di paduan suara ini sampai
sekarang di barisan Bass.
PertengahanTahun
2003, dia terpaksa tidak aktif kuliah karena finansial keluarga lagi kurang
bagus. billy diajak beberapa teman untuk bergabung dalam Group Acapella, Java
Island, di posisi ’Vocal Percussion’, namun waktu itu ’Beat’ nya masih kurang
mantap. Waktu itu yang jadi guru buat belajar vocal percussion adalah ’OmBoy
dan ’Gustaf’ Sambil terus berusaha mempelajari ’Vocal Percussion’, dia
tetap bernyanyi di Paduan Suara ’ Nafiri’.
Setahun
berlalu, 2004.. belum juga ada perkembangan!! Akhirnya membuatnya benar-benar
berhenti belajar ’Vocal Percussion’. Kemudian suatu hari di akhir tahun
2005, dia tercengang ketika menonton acara ’American Idol’ di RCTI, dimana
salah satu peserta acara talent tersebut membawakan ’Beatbox’ sebagai opening
audisinya. Orang ini adalah ’Blake Lewis’. Ini adalah pertama kalinya dia
mendengar kata ’BEATBOX’. ’Wow’ terheran-heran, perasaan campur aduk,
seperti cinta pada pandangan pertama! Yah, dia jatuh cinta pada pandangan
pertama, jatuh cinta kepada ’BEATBOX’.
Semenjak
tontonan malam itu, rasa penasaran terus saja menghantui.sampai-sampai, semangat
belajar ’Vocal Percussionnya timbul kembali. Suatu malam ketika lagi ’
pum paf pum paf’ sambil nonton TV, dia tidak sadar kalau ’beat’ nya yang masih
berantakan tidak karuan itu ternyata mengganggu telinga Ayahnya. Sendal pun
melayang ke kepalanya. ’plak’ Karena tidak terima dengan perlakuan itu, dia
memarahi Ayah, beradu mulut, dan akhirnya mereka bertengkar, dan Ibu yang
tadinya sedang mencuci piring di Kamar Mandi pun keluar dan membela billy,
mereka bertengkar dari malam sampai pagi. Setelah pertengkaran itu,
semangatnya untuk mempelajari ’Beatbox’ benar-benar hilang. Sampai akhirnya
mereka pulang ke Jayapura, Papua, bulan Desember 2005.
Pertengahan
Tahun 2006, dia kembali ke Jakarta untuk melanjutkan kuliahnya yang
terbengkalai. Kemudian seorang teman memberi tahu sebuah website yang dapat
menonton video secara online. ’Youtube’. Awalnya dia membuka web ini hanya
untuk menonton video-video BMX, karena kebetulan waktu itu dia mempunyai sebuah
sepeda BMX, dan video-video dokumenter tentang Perang Dunia ke dua. Suatu
malam, tiba-tiba terlintas di kepala kata ’BEATBOX’. Dan jarinya tergerak untuk
mengetik kata itu ‘B E A T B O X’ dan sambil membuka jendela Youtube yang lain
dan mengetik ‘B L A K E L E W I S’. Dan hasil pencarian.
Video
Beatbox pertama yang dia tonton di Youtube adalah video audisi Australian Idol
‘Joel Turner’… ‘Wah.. orang ini benar-benar hebat!’ kemudian videonya Blake
Lewis dan yang lainnya. Web beatbox yang pertama dia kunjungi adalah www.humanbeatbox.com, dan kemudian dia mendaftarkan diri sebagai
anggotanya. Mulai dari bulan september sampai november, hampir setiap malam dia
berada di warnet, hanya untuk menonton video Beatbox dan men-download MP3
Beatbox dari www.humanbeatbox.com.
Dan
setiap hari dia belajar, belajar, belajar dan belajar Beatbox. Mulai dari
bangun tidur, pada saat menggenjot sepeda ke kampus, di kampus, pulang kampus,
di semua tempat… bahkan teman-teman kampusnya heran, ‘ada apa dengan Billy??’
‘orang yang Jayus berubah jadi tambah aneh… mulutnya komat-kamit gak karuan…
Benar-benar aneh!!’ Memang Beatbox masih belum di kenal, bahkan untuk
memperkenalkan Beatbox kepada teman-teman kampusnya, susahnya minta ampun.
(logat Jakartanya.. ’ gw sering dicengin!!’ hahahahah… peaz guys) Tapi itu
tidak meruntuhkan cinta pada pandangan pertama yang kembali bersemi. Yah, kali
ini benar-benar jatuh cinta, bahkan teman-temannya tidak mampu untuk menghalangi.
Belajar
Beatbox sendiri, dengan hanya bermodalkan playlist MP3 di HP N-Gagenya dan
Video-video yang dia tonton di warnet ternyata tidak mudah. Seperti halnya
belajar di sekolah, dia butuh pembimbing, dia butuh saran, dia butuh teman
sharing, dia butuh Guru, dia butuh seseorang yang mau berkata di telinganya
‘teknik ini sudah benar.. yang ini belum.. blab la bla..’ tapi, tidak ada.
Tidak seorang pun. Yah, dia belajar sendiri… tanpa mengetahui teknik dasar, dan
dasar-dasar yang lainnya… hanya telinga, feeling dan mulut. Sakit
tenggorokan, seperti terkena radang tenggorokan… tenggorokan serasa berdarah,
bahkan terasa sampai di hidung… bibir pegel, lidah pun sama.. hanya untuk
meniru mp3 beatbox yang ada di playlist HPnya. Art of Beatbox, Rahzel
& Rza, Beffu Beatbox, The Elements, Tiktak, Yuri Lane, Super Eliot, dan
AirForce. Namun yang menjadi beat favoritnya adalah ‘Art of Beatbox – Break it
Down’, beatbox ini punya pola beat yang baik buat dipelajari pemula seperti dia,
mulai dengan pola beat dasar, kemudian pengembangan dari pola beat dasar
tersebut, kalo tidak salah ada 8 pola beat aransemen dari beat dasar, dengan
panjang beatbox tiga menit sembilan detik. [direkomendasikan untuk beatboxer
pemula]
Pertengahan Tahun 2007
dia
mendapat tawaran dari Kakaknya, OmBoy, untuk tampil bersama dengan dia di acara
Gong Show. Setelah belajar dan latihan. Ternyata pada hari dia akan syuting,
OmBoy tidak bisa datang, karena punya kesibukan lain. Akhirnya dengan modal
nekat dia pergi sendiri. Gugup, iya… Bahkan sampai keringat dingin di studio
yang hawanya dingin karena AC…
‘Waduh,
harus gimana niy?’ Yang sudah di pelajari tiba-tiba hilang… seperti orang yang
tiba-tiba kehilangan suaranya.. Iya, saya tidak terbiasa dengan situasi ini.
Apalagi dia sama sekali belum pernah nge’beatbox’ pake mic…. Ini membuatnya
Panik. ‘Yah sudahlah.. mo gimana lagi..’ dia siap dengan modal vocal beatbox
yang tak seberapa… tapi tetap Panik!! sampai tiba saat harus naik panggung……..
Dag dig dug…………
Naik
Panggung… Diatas panggung dia ngebeat lagu ‘Manuk Dadali sebagai opening,
kemudian ‘Yeah’ nya ‘Usher’, Billy Jean dan beberapa beat yang tidak karuan
bentuknya… turun…
Setelah
semua peserta tampil, tibalah saat penilaian, dan ternyata dia yang mendapat
juara I, dan berhak mendapat hadiah uang senilai Rp.6.000.000,- ‘Hah…
pengalaman manggung tidak punya, diatas panggung gugup, kerongkongan kering….
‘Kok bisa???’ [rejeki Bray, jangan di tolak]
Ini
adalah awal perkenalannya dengan ‘panggung, lampu sorot, tepukan tangan
penonton, senyum-senyum yang tertahan, garukan di kepala tanda tak percaya, dan
yang lain.
Perkenalan
dengan Beatboxer lain
Pada
tanggal 26 Oktober 2007, dia mendapat pesan baru di ‘inbox’ akun friendster-nya.
Dan tebak, pesan tersebut dari siapa??…
Yah,
Tito aka Titz Gomez, salah satu personel Grup Band Fade 2 Black!!! Gak salah
niy??.. ternyata, Tito orangnya tidak seperti gambarannya tentang ‘Artis-artis’
yang sombong, yang tidak punya waktu untuk menyapa di kolom comment, apalagi
sampai mengirim pesan di inbox fans nya… [Sorry Titz, Peaz Bro!!] oh iya, dia
juga menjadi salah satu fans Fade 2 Black di Friendster.
Pesan
Tito di inbox saya :
From:
TITZG
Date:
10/22/2007 1:18 am
Subject:
Yo..sup, Billy..
Message:
Temen
gw kemaren bilang katnya liat lo di Gong Show doin’ da beatbox(sayang gw ngga
liat)..and yg lo maenin “manuk dadali”..??hmm..dats great..gw slalu pake icon
itu di setiap closing out tiap show gw…
hmm..so,
lo suka beatbox, brother?? punya sample sound yg lo pake ngga?lo udah
pernah nyoba record belom jadi audio?atau mungkin video..?boleh gw
denger?? udah berapa lama lo nge-beatbox, bil??
sorry
klo gw banyak nanya ato ganggu lo..gw cuma seneng aja ada orang yg minat di
beatbox..gw ada rencana ke depan utk bikin kompilasi beatbox!!
hit
me back..aight..
rezpect..
=TITZg=
Ternyata
Tito juga seorang Beatboxer, Ia sudah lebih awal belajar tentang seni imitasi
suara ini, bahkan sudah memperkenalkannya kepada pada ‘REZPECTOR’ setiap kali
punya kesempatan saat manggung. (Bondan Prakoso feat Fade 2 Black.) Setelah
beberapa waktu mereka saling berbalas pesan, kemudian mucul ide untuk membuat
komunitas ‘Beatbox’. Akhirnya mereka berdua sepakat untuk membuat komunitas
beatbox dengan nama ‘Jakarta Beatboxing Community’ pada tanggal 4 Desember
2007, namun hanya sebatas grup di dunia maya, grup friendster.
Setelah
beberapa bulan, kebanyakan anggota ‘JBC” adalah para ‘REZPECTOR’ yang sudah
pernah melihat Tito nge’beatbox’. Nama ‘Jakarta Beatboxing Community’
dirubah kembali setelah ada masukkan dari beberapa teman-teman yang berdomisili
di luar Jakarta. ‘seharusnya komunitas ini lebih mempunyai sekop yang lebih
besar’ dan memang benar, anggota komunitas yang sudah bergabung, kebanyakan
berdomisili di luar Jakarta, seperti Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Kalimantan,
Bali, Medan, dan beberapa tempat lainnya…
Akhirnya,
nama ‘Jakarta Beatboxing Community’ berubah menjadi ‘The Indonesian Beatboxing
Community’.
Namun,
komunitas ini tetap saja sebuah komunitas dunia maya yang dia pun belum bertemu
dengan salah satu anggotanya.. singkat cerita, masing-masing menjalani
hidupnya, dan hanya berkomunikasi melalui friendster saja. [Thankz to All
REZPECTOR yang dah mau bergabung, n nyebarin virus 'MULUT' ini!]
Natal
tahun 2007, dia pulang untuk berlibur ke Papua. Disana dia iseng-iseng membuat
video beatbox ‘Where is the Love’ nya BEP, ‘Happy Birthday’, dan ‘Beatbox
Harmonica’. Setelah tiba di Jakarta, dia langsung membuat akun di Youtube
[bilole], dan meng-upload ketiga video tadi.
Secara
tidak sengaja Mas Indra Aziz melihat videonya di Youtube dan mengomentari
videonya itu. Kemudian mereka bertukar nomor Handphone dan menjadi teman di
Friendster. Dan Mas Indra pun bergabung di Grup ‘IBC’ di Friendster.
Setelah
mendapat masukan dari Mas Indra Aziz, dia membuat akun di Facebook, dan
sekaligus membuat grup IBC di Facebook. Disini dia bertemu dengan Aria Hamdani
aka Gorboman, Helmy Perdana aka Cece, Jevin Julian, Yori Melano, Stevanus
Lianto dan beberapa teman lainnya.
Tapi
masih seperti grup IBC di Friendster, mereka hanya Komunitas dunia maya yang
bertemu dan sharing tentang beatbox di grup, hanya beberapa orang yang sudah bertemu
langsung. Sedangkan dia… belum seorang pun.
Love, Peace & Beatbox
Bulan
Oktober 2008, Mando seorang beatboxer dari Jerman berencana datang ke Indonesia
dalam rangka pemutaran film documenter “Love, Peace, and Beatbox” dan melakukan
‘workshop beatbox’ pada Festival film Eropa di beberapa tempat dan Kota.
Jakarta, Bandung dan Jogjakarta.
Bingung
mencari Beatboxer di Jakarta, akhirnya pihak Goethe Haus Jakarta menghubungi
Mas Indra Aziz. Mas Indra sudah memberi kabar kedatangan Mando beberapa
bulan sebelumnya melalui message dan pesan di Wall Group IBC. Sambil
menunggu, mereka masing-masing tetap seperti biasa. Melakukan aktifitasnya
masing-masing dan belum pernah bertemu satu dengan yang lainnya. ‘Mando…’
siapa yah? Beatboxer? Dari Jerman? Hmmm… awalnya dia memang tidak mengenal
Mando. Beatboxer yang dia tahu Cuma ’Rahzel, Faith SFX, Shlomo, Joel Turner,
Blake Lewis, Beardyman dan Roxorloops’.
Setelah
dia surfing di Internet… ‘Wedeuw…’ Mando memang beatboxer, dua kali juara
nasional beatbox di Jerman, ’Wow’ keren… yang bikin dia lebih tertarik setelah
menonton videonya di Youtube. Keren.
Dag
dig dug.. menunggu waktu pertemuan dengan teman-teman beatboxer lainnya di
event ’Festival Film Eropa’ tersebut dan juga bertemua seorang beatboxer
terkenal dari Jerman.
Tanggal
26 Oktober, pemutaran film ‘Jakarta Blues City’ dan ’Love, Peace and Beatbox’
di Goethe Haus. dia dan beberapa teman-teman sudah janjian ketemuan di sana.
Karena hujan, dia telat…. Dan harus menunggu hingga film selesai kiri-kira jam
21.00 WIB. Huffftt….. (kebiasaan buruk niy.. ‘TELAT’)
Setelah
film selesai, dia langsung masuk dan mendapati Tito dan temannya duduk di baris
ke dua. Dan dia langsung duduk dibelakangnya. Ini pertemuannya pertama kali
dengan Mr. Tito Gomez. Akhirnya setelah satu tahun. Walau agak malu-malu
(maklum fans) ternyata, Tito tidak beda jauh sifatnya dengan ‘message’nya
pertama kali. “Friendly”.
“To!!
Ni gw… Billy…” bla..bla.. (lupa mereka ngomong apaan??)
Didepan
panggung berdiri Mando, Putrid dan Mas Indra Aziz. (‘Wedeuw’ Mando tinggi
banget yah….. sambil ngobrol dengan bahasa Inggris dan melakukan tanya jawab
dengan penonton. Setelah sesi tanya jawab, Mas Indra sudah melihat dia dan
Tito, juga mungkin teman-teman yang lainnya.
Tiba
saat jamming, Mas Indra mengundang Tito dan billy keatas panggung.
Dan
ber’beatbox’rialah mereka diatas panggung.sumber : http://juliankingdom.blogspot.com/2013/06/profil-billy-beatbox.html
0 komentar:
Posting Komentar