Welcome In My Blog :)

Pages

Translate

Minggu, 16 Februari 2014

Profil Billy Beatbox

Profil Billy Beatbox 

Willem Carolus Christopherson Tamnge juga dikenal sebagai  “Billy Beatbox“. Billy adalah seorang Beatboxer yang lahir di Jayapura, Papua, pada 28 April 1981. Billy mengenal musik hanya secara otodidak, tidak ada pendidikan musik formal yang ditempuhnya . Pengetahuan bermusiknya hanya diperoleh dari pengalaman bernyanyi di Grup, Paduan Suara dan Vokal Grup Acapella dalam Gereja.
 
Sebelum Beatbox
billy dilahirkan dari keluarga yang memang mencintai musik Neneknya seorang pelatih Paduan Suara, juga Ibunya dan semua adik-adiknya. Kalau Ayahnya, jago main Gitar. Semua yang berhubungan dengan seni suara, mulai dari Paduan Suara, Vocal Group, Acapella, sampai bernyanyi solo, duet, trio kwartet sudah pernah dia coba. Suara nya tidak terlalu bagus, pas-pasanlah Tinggi tidak, rendah juga tidak, tapi itu menurut dia oh iya, suaranya tergolong jenis suara ’Bariton’.
 
Di Jakarta
Tahun 2002, billy datang ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan perkuliahannya di UKI, jurusan Arsitektur. Sambil kuliah dia mengikuti Paduan Suara Pemuda Gereja ’NAFIRI CHOIR’dan masih tetap aktif bernyanyi di paduan suara ini sampai sekarang di barisan Bass.
PertengahanTahun 2003, dia terpaksa tidak aktif kuliah karena finansial keluarga lagi kurang bagus. billy diajak beberapa teman untuk bergabung dalam Group Acapella, Java Island, di posisi ’Vocal Percussion’, namun waktu itu ’Beat’ nya masih kurang mantap. Waktu itu yang jadi guru buat belajar vocal percussion adalah ’OmBoy dan ’Gustaf’ Sambil terus berusaha mempelajari ’Vocal Percussion’, dia tetap bernyanyi di Paduan Suara ’ Nafiri’.
Setahun berlalu, 2004.. belum juga ada perkembangan!! Akhirnya membuatnya benar-benar berhenti belajar ’Vocal Percussion’. Kemudian suatu hari di akhir tahun 2005, dia tercengang ketika menonton acara ’American Idol’ di RCTI, dimana salah satu peserta acara talent tersebut membawakan ’Beatbox’ sebagai opening audisinya. Orang ini adalah ’Blake Lewis’. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar kata ’BEATBOX’. ’Wow’ terheran-heran, perasaan campur aduk, seperti cinta pada pandangan pertama! Yah, dia jatuh cinta pada pandangan pertama, jatuh cinta kepada ’BEATBOX’.
Semenjak tontonan malam itu, rasa penasaran terus saja menghantui.sampai-sampai, semangat belajar ’Vocal Percussionnya timbul kembali.  Suatu malam ketika lagi ’ pum paf pum paf’ sambil nonton TV, dia tidak sadar kalau ’beat’ nya yang masih berantakan tidak karuan itu ternyata mengganggu telinga Ayahnya. Sendal pun melayang ke kepalanya. ’plak’ Karena tidak terima dengan perlakuan itu, dia memarahi Ayah, beradu mulut, dan akhirnya mereka bertengkar, dan Ibu yang tadinya sedang mencuci piring di Kamar Mandi pun keluar dan membela billy, mereka bertengkar dari malam sampai pagi.  Setelah pertengkaran itu, semangatnya untuk mempelajari ’Beatbox’ benar-benar hilang. Sampai akhirnya mereka pulang ke Jayapura, Papua, bulan Desember 2005.
Pertengahan Tahun 2006, dia kembali ke Jakarta untuk melanjutkan kuliahnya yang terbengkalai. Kemudian seorang teman memberi tahu sebuah website yang dapat menonton video secara online. ’Youtube’. Awalnya dia membuka web ini hanya untuk menonton video-video BMX, karena kebetulan waktu itu dia mempunyai sebuah sepeda BMX, dan video-video dokumenter tentang Perang Dunia ke dua. Suatu malam, tiba-tiba terlintas di kepala kata ’BEATBOX’. Dan jarinya tergerak untuk mengetik kata itu ‘B E A T B O X’ dan sambil membuka jendela Youtube yang lain dan mengetik ‘B L A K E L E W I S’. Dan hasil pencarian.
Video Beatbox pertama yang dia tonton di Youtube adalah video audisi Australian Idol ‘Joel Turner’… ‘Wah.. orang ini benar-benar hebat!’ kemudian videonya Blake Lewis dan yang lainnya. Web beatbox yang pertama dia kunjungi adalah www.humanbeatbox.com, dan kemudian dia mendaftarkan diri sebagai anggotanya. Mulai dari bulan september sampai november, hampir setiap malam dia berada di warnet, hanya untuk menonton video Beatbox dan men-download MP3 Beatbox dari www.humanbeatbox.com.
Dan setiap hari dia belajar, belajar, belajar dan belajar Beatbox. Mulai dari bangun tidur, pada saat menggenjot sepeda ke kampus, di kampus, pulang kampus, di semua tempat… bahkan teman-teman kampusnya heran, ‘ada apa dengan Billy??’ ‘orang yang Jayus berubah jadi tambah aneh… mulutnya komat-kamit gak karuan… Benar-benar aneh!!’ Memang Beatbox masih belum di kenal, bahkan untuk memperkenalkan Beatbox kepada teman-teman kampusnya, susahnya minta ampun. (logat Jakartanya.. ’ gw sering dicengin!!’ hahahahah… peaz guys) Tapi itu tidak meruntuhkan cinta pada pandangan pertama yang kembali bersemi. Yah, kali ini benar-benar jatuh cinta, bahkan teman-temannya tidak mampu untuk menghalangi.
Belajar Beatbox sendiri, dengan hanya bermodalkan playlist MP3 di HP N-Gagenya dan Video-video yang dia tonton di warnet ternyata tidak mudah. Seperti halnya belajar di sekolah, dia butuh pembimbing, dia butuh saran, dia butuh teman sharing, dia butuh Guru, dia butuh seseorang yang mau berkata di telinganya ‘teknik ini sudah benar.. yang ini belum.. blab la bla..’ tapi, tidak ada. Tidak seorang pun. Yah, dia belajar sendiri… tanpa mengetahui teknik dasar, dan dasar-dasar yang lainnya… hanya telinga, feeling dan mulut. Sakit tenggorokan, seperti terkena radang tenggorokan… tenggorokan serasa berdarah, bahkan terasa sampai di hidung… bibir pegel, lidah pun sama.. hanya untuk meniru mp3 beatbox yang ada di playlist HPnya. Art of Beatbox, Rahzel & Rza, Beffu Beatbox, The Elements, Tiktak, Yuri Lane, Super Eliot, dan AirForce. Namun yang menjadi beat favoritnya adalah ‘Art of Beatbox – Break it Down’, beatbox ini punya pola beat yang baik buat dipelajari pemula seperti dia, mulai dengan pola beat dasar, kemudian pengembangan dari pola beat dasar tersebut, kalo tidak salah ada 8 pola beat aransemen dari beat dasar, dengan panjang beatbox tiga menit sembilan detik. [direkomendasikan untuk beatboxer pemula]
 Pertengahan Tahun 2007
 dia mendapat tawaran dari Kakaknya, OmBoy, untuk tampil bersama dengan dia di acara Gong Show. Setelah belajar dan latihan. Ternyata pada hari dia akan syuting, OmBoy tidak bisa datang, karena punya kesibukan lain. Akhirnya dengan modal nekat dia pergi sendiri. Gugup, iya… Bahkan sampai keringat dingin di studio yang hawanya dingin karena AC…
‘Waduh, harus gimana niy?’ Yang sudah di pelajari tiba-tiba hilang… seperti orang yang tiba-tiba kehilangan suaranya.. Iya, saya tidak terbiasa dengan situasi ini. Apalagi dia sama sekali belum pernah nge’beatbox’ pake mic…. Ini membuatnya Panik. ‘Yah sudahlah.. mo gimana lagi..’ dia siap dengan modal vocal beatbox yang tak seberapa… tapi tetap Panik!! sampai tiba saat harus naik panggung…….. Dag dig dug…………
Naik Panggung… Diatas panggung dia ngebeat lagu ‘Manuk Dadali sebagai opening, kemudian ‘Yeah’ nya ‘Usher’, Billy Jean dan beberapa beat yang tidak karuan bentuknya… turun…
Setelah semua peserta tampil, tibalah saat penilaian, dan ternyata dia yang mendapat juara I, dan berhak mendapat hadiah uang senilai Rp.6.000.000,- ‘Hah… pengalaman manggung tidak punya, diatas panggung gugup, kerongkongan kering…. ‘Kok bisa???’ [rejeki Bray, jangan di tolak]
Ini adalah awal perkenalannya dengan ‘panggung, lampu sorot, tepukan tangan penonton, senyum-senyum yang tertahan, garukan di kepala tanda tak percaya, dan yang lain.
Perkenalan dengan Beatboxer lain
 Pada tanggal 26 Oktober 2007, dia mendapat pesan baru di ‘inbox’ akun friendster-nya. Dan tebak, pesan tersebut dari siapa??…
Yah, Tito aka Titz Gomez, salah satu personel Grup Band Fade 2 Black!!! Gak salah niy??.. ternyata, Tito orangnya tidak seperti gambarannya tentang ‘Artis-artis’ yang sombong, yang tidak punya waktu untuk menyapa di kolom comment, apalagi sampai mengirim pesan di inbox fans nya… [Sorry Titz, Peaz Bro!!] oh iya, dia juga menjadi salah satu fans Fade 2 Black di Friendster.
Pesan Tito di inbox saya :
From:
TITZG
Date: 10/22/2007 1:18 am
Subject: Yo..sup, Billy..
Message:
Temen gw kemaren bilang katnya liat lo di Gong Show doin’ da beatbox(sayang gw ngga liat)..and yg lo maenin “manuk dadali”..??hmm..dats great..gw slalu pake icon itu di setiap closing out tiap show gw…
hmm..so, lo suka beatbox, brother?? punya sample sound yg lo pake ngga?lo udah pernah nyoba record belom jadi audio?atau mungkin video..?boleh gw denger?? udah berapa lama lo nge-beatbox, bil??
sorry klo gw banyak nanya ato ganggu lo..gw cuma seneng aja ada orang yg minat di beatbox..gw ada rencana ke depan utk bikin kompilasi beatbox!!
hit me back..aight..
rezpect..
=TITZg=
Ternyata Tito juga seorang Beatboxer, Ia sudah lebih awal belajar tentang seni imitasi suara ini, bahkan sudah memperkenalkannya kepada pada ‘REZPECTOR’ setiap kali punya kesempatan saat manggung. (Bondan Prakoso feat Fade 2 Black.) Setelah beberapa waktu mereka saling berbalas pesan, kemudian mucul ide untuk membuat komunitas ‘Beatbox’. Akhirnya mereka berdua sepakat untuk membuat komunitas beatbox dengan nama ‘Jakarta Beatboxing Community’ pada tanggal 4 Desember 2007, namun hanya sebatas grup di dunia maya, grup friendster.
 
Setelah beberapa bulan, kebanyakan anggota ‘JBC” adalah para ‘REZPECTOR’ yang sudah pernah melihat Tito nge’beatbox’. Nama ‘Jakarta Beatboxing Community’ dirubah kembali setelah ada masukkan dari beberapa teman-teman yang berdomisili di luar Jakarta. ‘seharusnya komunitas ini lebih mempunyai sekop yang lebih besar’ dan memang benar, anggota komunitas yang sudah bergabung, kebanyakan berdomisili di luar Jakarta, seperti Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Kalimantan, Bali, Medan, dan beberapa tempat lainnya…
Akhirnya, nama ‘Jakarta Beatboxing Community’ berubah menjadi ‘The Indonesian Beatboxing Community’.
Namun, komunitas ini tetap saja sebuah komunitas dunia maya yang dia pun belum bertemu dengan salah satu anggotanya.. singkat cerita, masing-masing menjalani hidupnya, dan hanya berkomunikasi melalui friendster saja. [Thankz to All REZPECTOR yang dah mau bergabung, n nyebarin virus 'MULUT' ini!]
Natal tahun 2007, dia pulang untuk berlibur ke Papua. Disana dia iseng-iseng membuat video beatbox ‘Where is the Love’ nya BEP, ‘Happy Birthday’, dan ‘Beatbox Harmonica’. Setelah tiba di Jakarta, dia langsung membuat akun di Youtube [bilole], dan meng-upload ketiga video tadi.
Secara tidak sengaja Mas Indra Aziz melihat videonya di Youtube dan mengomentari videonya itu. Kemudian mereka bertukar nomor Handphone dan menjadi teman di Friendster. Dan Mas Indra pun bergabung di Grup ‘IBC’ di Friendster.
Setelah mendapat masukan dari Mas Indra Aziz, dia membuat akun di Facebook, dan sekaligus membuat grup IBC di Facebook. Disini dia bertemu dengan Aria Hamdani aka Gorboman, Helmy Perdana aka Cece, Jevin Julian, Yori Melano, Stevanus Lianto dan beberapa teman lainnya.
Tapi masih seperti grup IBC di Friendster, mereka hanya Komunitas dunia maya yang bertemu dan sharing tentang beatbox di grup, hanya beberapa orang yang sudah bertemu langsung. Sedangkan dia… belum seorang pun.
 Love, Peace & Beatbox
Bulan Oktober 2008, Mando seorang beatboxer dari Jerman berencana datang ke Indonesia dalam rangka pemutaran film documenter “Love, Peace, and Beatbox” dan melakukan ‘workshop beatbox’ pada Festival film Eropa di beberapa tempat dan Kota. Jakarta, Bandung dan Jogjakarta.
Bingung mencari Beatboxer di Jakarta, akhirnya pihak Goethe Haus Jakarta menghubungi Mas Indra Aziz. Mas Indra sudah memberi kabar kedatangan Mando beberapa bulan sebelumnya melalui message dan pesan di Wall Group IBC. Sambil menunggu, mereka masing-masing tetap seperti biasa. Melakukan aktifitasnya masing-masing dan belum pernah bertemu satu dengan yang lainnya.  ‘Mando…’ siapa yah? Beatboxer? Dari Jerman? Hmmm… awalnya dia memang tidak mengenal Mando. Beatboxer yang dia tahu Cuma ’Rahzel, Faith SFX, Shlomo, Joel Turner, Blake Lewis, Beardyman dan Roxorloops’.
Setelah dia surfing di Internet… ‘Wedeuw…’ Mando memang beatboxer, dua kali juara nasional beatbox di Jerman, ’Wow’ keren… yang bikin dia lebih tertarik setelah menonton videonya di Youtube. Keren.
Dag dig dug.. menunggu waktu pertemuan dengan teman-teman beatboxer lainnya di event ’Festival Film Eropa’ tersebut dan juga bertemua seorang beatboxer terkenal dari Jerman.
Tanggal 26 Oktober, pemutaran film ‘Jakarta Blues City’ dan ’Love, Peace and Beatbox’ di Goethe Haus. dia dan beberapa teman-teman sudah janjian ketemuan di sana. Karena hujan, dia telat…. Dan harus menunggu hingga film selesai kiri-kira jam 21.00 WIB. Huffftt….. (kebiasaan buruk niy.. ‘TELAT’)
Setelah film selesai, dia langsung masuk dan mendapati Tito dan temannya duduk di baris ke dua. Dan dia langsung duduk dibelakangnya. Ini pertemuannya pertama kali dengan Mr. Tito Gomez. Akhirnya setelah satu tahun. Walau agak malu-malu (maklum fans) ternyata, Tito tidak beda jauh sifatnya dengan ‘message’nya pertama kali. “Friendly”.
“To!! Ni gw… Billy…” bla..bla.. (lupa mereka ngomong apaan??)
Didepan panggung berdiri Mando, Putrid dan Mas Indra Aziz. (‘Wedeuw’ Mando tinggi banget yah….. sambil ngobrol dengan bahasa Inggris dan melakukan tanya jawab dengan penonton. Setelah sesi tanya jawab, Mas Indra sudah melihat dia dan Tito, juga mungkin teman-teman yang lainnya.
Tiba saat jamming, Mas Indra mengundang Tito dan billy keatas panggung.
Dan ber’beatbox’rialah mereka diatas panggung.

sumber : http://juliankingdom.blogspot.com/2013/06/profil-billy-beatbox.html

0 komentar:

Posting Komentar